MARTIGNY, Swiss, (Tubas) – Dog is a man’s best friend – peribahasa ini amatlah tidak berlebihan. Saint Bernard, salah satu ras anjing yang berasal dari Swiss, terbukti selama berabad-abad telah menyelamatkan ribuan nyawa manusia. Sebuah museum, Musée et Chiens du Saint-Bernard (Museum Anjing St. Bernard), didirikan di lembah pegunungan Alpen, tepatnya di kota Martigny, Swiss, untuk mengenang jasa kepahlawanan sang anjing.
Anjing St. Bernard, yang nenek moyangnya adalah anjing penggembala pegunungan Swiss, memperoleh nama dan ketenarannya dari rumah perawatan Santo Bernard (St. Bernard Hospice). Rumah perawatan yang berada di ketinggian 2473 meter di atas permukaan laut tersebut didirikan pada awal abad ke-11 dengan misi mengamankan jalur lintas pegunungan Alpen yang menghubungkan Swiss dengan Itali. Rute Great St. Bernard Pass ini merupakan jalan lintas di antara dua puncak tertinggi pegunungan Alpen (Mont Blanc dan Monte Rosa) dan telah digunakan oleh berbagai bangsa sejak sebelum abad Masehi. Jalur yang menyeramkan, namun untuk masa itu terbilang relatif “aman” (kecuali sesekali ada perampok gunung dan badai salju) tersebut kemudian menjadi bagian dari rute ziarah Via Francigena yang menghubungkan Canterbury, Inggris menuju Roma, Itali.
Di Great St. Bernard Pass, kedalaman salju bisa mencapai 10 meter dan sebuah danau membeku hampir sepanjang tahun karena suhu udara mencapai minus 30 derajat Celcius. Para pengembara yang harus berjalan kaki melewati mountain passtidak jarang terjebak badai atau tertimbun longsor salju (avalanche). Di tengah kondisi alam seperti itu, siang ataupun malam, anjing Saint Bernard selalu dapat menemukan pengembara yang hilang dan membantu para pendeta menolong siapa saja yang tertimpa musibah.
Legenda anjing saint bernard biasanya digambarkan berkalung tong kayu kecil berisi anggur yang digunakan untuk menghangatkan tubuh yang telah beku kedinginan. Salah satu anjing St. Bernard yang paling terkenal adalah Barry, konon telah menyelamatkan 40 nyawa selama 10 tahun masa bertugasnya. Sebagai penghormatan terhadap jasanya, monumen patung Barry didirikan di Cimetière des Chiens (kuburan hewan) di Prancis dan badannya diawetkan di Natural History Museum di Bern, Swiss.
Dengan dibukanya Great St. Bernard Tunnel, sebuah terowongan jalan raya menembus pegunungan Alpen, pada tahun 1964, serta misi penyelamatan dengan helikopter, kerja kepahlawanan pendeta-pendeta St. Bernard Hospice beserta anjing saint bernard kini lebih merupakan warisan sejarah. Ras murni anjing St. Bernard selama itu hanya dibiakkan di rumah perawatan tersebut. Namun pada tahun 2004, rumah perawatan Santo Bernard mengumumkan ketidaksanggupan mereka untuk terus membiakkan sang anjing karena kekurangan sumber daya manusia. Wajar saja, pada saat itu rumah perawatan hanya memiliki 4 orang pendeta, sementara terdapat 18 ekor anjing yang per ekornya beratnya bisa mencapai 64 kg, membutuhkan makanan 2 kg daging per hari, dan perlu terus dilatih.
Berbagai organisasi non-profit pun terpanggil dan terbentuklah Barry Foundation untuk menyelamatkan masa depan sang anjing. Pada November 2006, berkat donasi 5 juta swiss franc (sekitar Rp 47,5 miliar) plus biaya operasional selama 10 tahun dari seorang bankir di Jenewa (Bernard and Caroline de Watteville Foundation), Museum Anjing St. Bernard dibuka di Martigny untuk menceritakan kepada dunia tentang sejarah kepahlawanan anjing saint bernard, tentang Great St. Bernard Pass dan St. Bernard Hospice, serta untuk melanjutkan pembiakkan ras murni sang anjing.
0 komentar:
Posting Komentar