Masyarakat di Jepang, termasuk pekerja kantoran selalu melepaskan rasa lelah, penat dan stres sehabis bekerja seharian dengan menyempatkan diri bermain dengan hewan peliharaannya. Hal itu saat ini perlahan dikurangi.
Kesempatan warga untuk ditemani peliharaannya makin berkurang. Jepang sendiri banyak kafe kucing beroperasi dimana banyak kucing-kucing yang disewakan untuk bermain dengan pelanggan sambil ditemani dengan secangkir kue dan teh.
Kafe kucing telah lama populer dan tempat itu memang disediakan untuk para pecinta kucing yang tidak bisa menjaga hewan peliharaannya di rumah atau di apartemen karena peraturan yang ketat.
Sebuah amandemen Undang Undang Perlindungan Hewan Jepang, memberlakukan revisi dari jam operasional kafe-kafe tersebut. Aturan itupun mulai diterapkan pada 1 juni 2012 mendatang.
"Ada revisi baru yang memaksa kita mengurangi jam operasional kafe. Setelah 8 malam, kita harus menempatkan kucing di kandangnya, jauh dari para pelanggan," kata Hiromi Kawase, pemilik salah satu Tokyo kafe kucing seperti dikutip Reuters, Kamis (1/3/2012).
"Semua orang tahu kucing sangat senang di malam hari, dan akan terlihat indah dengan mata lucunya yang besar. Jadi saya tidak bisa mengerti mengapa orang-orang disana mengabaikan hal ini. Ini benar-benar aneh," tambahnya.
Pengunjung kafe milik Kawase membayar 1.000 yen atau sekira Rp111,8 ribu (Rp111.8 per Yen) selama satu jam, untuk bermain dengan salah satu dari 24 kucing peliharaannya.
Pemerintah mengatakan target sesungguhnya dari peraturan terhadap pengaturan kafe kucing adalah untuk mengurangi bisingnya suara kucing bahkan anjing di malam yang larut. Itu dapat menggangu jam tidur masyarakat setempat.
sumber :http://international.okezone.com/read/2012/03/02/214/585969/keberadaan-kucing-di-jepang-dibatasi
0 komentar:
Posting Komentar