Wisbenbae: Tak disangka ternyata makhluk kecil yang bagi sebagian orang dianggap menjijikkan ternyata mengandung begitu banyak zat yang penuh manfaat bagi penyembuhan penyakit tubuh. Ya, oleh sebagian besar orang, lintah sering dianggap sebagai binatang penghisap darah yang menjijikkan.
Tetapi beberapa masyarakat mulai memanfaatkan bintang ini sebagai alternatif pengobatan, dan lintah mulai di lirik sebagai salah satu pengobatan tradisional yang dapat membantu masyarakat terlepas dari penyakit.
Salah satu tempat yang menyediakan terapi lintah di Medan adalah Thina Theraphys, yang terletak di Jl Halat No 70, tepatnya berada di samping Pasar Halat. Gadffur Syani perintis tempat ini, atau yang akrab disapa Dika merupakan lulusan sarjana komputer yang mempelajari metode terapi di Malaysia. Dan pertama kali membuka tempat terapi juga di Malaysia sejak tahun 2008, lalu kemudian kembali ke Indonesia dan memulainya pada Maret 2011 lalu.
“Mulai dari penyakit yang berat hingga penyakit yang ringan, seperti kencing manis, kolesterol, darah tinggi, asam urat, stroke, sakit kulit, dapat di sembuhkan melalui terapi lintah ini,” ungkap Dika.
Meski demikian, pasien terapi lintah tak bisa sebanyak terapis dengan media lain, sebab kebanyakan orang memang takut dan jijik dengan binatang yang satu ini.
Cara terapi dengan lintah juga tidak terlalu sulit. Lintah diletakkan saja pada bagian tubuh yang sakit, seperti di kaki, tangan, perut, leher, dan lainnya. Lalu, perlahan tapi pasti, lintah akan menggigit kulit dan menyedot darah kotor pada bagian tubuh yang sakit tadi. Tak hanya sekadar menyedot darah kotor saja, pada saat penyedotan darah berlangsung, lintah juga menyemburkan air liurnya ke dalam tubuh yang sakit. Nah, air liur lintah itulah yang konon mampu menetralisir penyakit dalam tubuh sehingga darah yang semula beku berubah menjadi cair atau lancar dan tubuh menjadi segar.
Karena bentuk binatang ini menjijikan, kebanyakan pasien yang datang adalah pasien yang sudah frustasi atau sudah bertahun-tahun berobat ke dokter tapi tak kunjung sembuh. Bahkan, tidak sedikit di antaranya yang sudah lumpuh atau kakinya nyaris diamputasi. Karena ketakutan, pasien tersebut nekat datang, dan berobat dengan media lintah ini. “Bagi yang belum pernah mencobanya, berobat dengan media lintah memang terasa jijik dan menakutkan,” jelas Dika.
“Namun setelah dicoba, tidak seperti yang dibayangkan, bahkan rasa sakitnya hanya dirasa seperti digigit semut saja,” sambung Dika yang tentu saja sudah mencoba terapi lintah ini dan selalu menjalani terapi lintah sebulan sekali.
Dika selaku perintis Thina Theraphys lintah di Medan ini menuturkan, bahwa lintah yang dipakai untuk terapi ini bukan lintah yang didapatkan di sembarang tempat. Namun lintah khusus atau lintah ternak yang telah disterilkan melalui proses pemberian herbal, sehingga lintah-lintah tersebut sudah bebas dari kuman dan jamur.
Menurutnya ada 600 jenis lintah di seluruh dunia, dan ada 15 jenis yang bisa dimanfaatkan sebagai alat terapi. Dan jenis yang dipakai di Thina Theraphys adalah jenis lintah hijau yang dikirim dari Malaysia. Saat ini ia juga mulai menernakkan sendiri lintah ini untuk kemudahan. Lintah yang digunakan dalam terapi merupakan lintah yang telah disterilkan, dalam artian lintah yang berumur 5-8 bulan yang digunakan dalam terapi haruslah benar-benar terjaga kebersihan dan tidak memiliki penyakit. Selain itu lintah yang digunakan hanya sekali dalam sekali terapi, lintah yang sudah digunakan tidak akan dipakai lagi.
Manfaat terapi lintah
Lintah memiliki manfaat bagi penyembuhan penyakit, karena lintah berfungsi menghisap darah kotor dalam tubuh, selain menghisap lintah juga menyebarkan zat atau enzim yang baik bagi penyembuhan proses penyakit.
Ada 14 macam enzim yang bermanfaat dari tubuh lintah. Hirudin merupakan zat yang diperoleh dari lintah ini adalah zat yang dapat menghalang pembekuan darah.
Umumnya digunakan untuk membuat darah tetap mengalir tidak membeku. Unsur Hirudo medicinalis dipakai dalam operasi saraf-saraf yang kecil, misalnya operasi pada telapak tangan, untuk mengembalikan aliran darah yang buntu atau saluran darah yang tersumbat.
Hirudin terdiri dari 65 Asam amino yang berpotensi, menghambat pendarahan atau pembekuan darah. Hirudin akan mengurangi gumpalan darah yang terbentuk dan meningkatkan aliran darah pada bagian-bagian tertentu dalam tubuh kita. Histamine: adalah zat yang berfungsi sebagai pengembang. Zat pengembang ini ditemukan pada bagian ludah lintah.
Hyaluronidase merupakan zat yang berasal dari ludah lintah yang termasuk dalam jenis obat bius, pencegah pembekuan darah (hirudin), vasodilator lokal (histamine) dan satu enzim (hyaluronidase). Lalu ada enzim thrombin yaitu Zat yang mengaktifkan konversi dari fibrin dari fibrinogen dan meningkatkan pembekuan. Trombosa adalah formasi dari satu gumpal darah di dalam satu pembuluh darah, yang sering menghalangi aliran darah. Trombosa akan terjadi apa bila tubuh mengalami luka.
Lokasi paling umum dari trombosa berada di dalam pembuluh darah dari kaki. Anti Kolagen: zat yang keluar dari air liur lintah atau spesies sejenis berdasarkan hasil penelitian ternyata dapat digunakan untuk perawatan dan pengendalian trombosit. Zat ini dapat berfungsi sebagai penunda penuaan dan dapat digunakan sebagai bagian bahan dasar kosmetika.
Lamanya proses pengobatan tiap pasein berbeda-beda, tergantung banyaknya darah yang harus disedot oleh lintah. Saat darah kotornya habis, lintah akan lepas dengan sendirinya. Dan umumnya pada pengobatan atau penyedotan oleh lintah berkisar selama 2 jam. Lintah diletakkan pada titik-titik pusat saraf tubuh manusia.
Ada 24 titik saraf tubuh yang umumnya diketahui baik dalam ilmu pengobatan Cina, tetapi untuk pengobatan penyakit misalnya kolesterol, asam urat, stroke, baiknya pengobatan lintah dilakukan mulai pada 6 sampai 12 titik saraf . Pengobatan dengan lintah ini pun terjangkau masyarakat, hanya dihargai mulai dari 40 ribu sampai 50 ribu rupiah per ekor lintah.
Sumber : http://wisbenbae.blogspot.com/2012/06/terapi-sedot-lintah-mampu-obati.html